Persiapan penataan seni instalasi ruang. FOTO : Rahmat Sularso Nh./bejo.net |
JOMBANG, beritajombang.net - Keresahan akan terdiamnya aktivitas kesenian di Jombang menjadi latarbelakang digelarnya Kenduri Karya #1. Itulah yang diterangkan Jabbar Abdullah, dari Komunitas Lembang Pring Jombang sekaligus salah seorang penggagas kegiatan tersebut. Berlangsung di Gedung Juang 45, Jalan Gatot Subroto Jombang kegiatan ini berupaya menjaring suatu jejaring kesenian yang terlepas dari campurtangan birokasi.
Melibatkan seni sastra, teater, musik, rupa, fotografi dan tradisi semua disokong secara suadaya. Pengisi acara bersedia pentas dan menyajikan hasil karyanya tanpa minta bayaran. Demikian sebaliknya, panitia lokal mencoba mengajak kerjasama pelbagai perguruan tinggi di Jombang agar senantiasa bersinergi. Terbukti, gedung pertunjukan mendapatkan secara cuma-cuma tanpa biaya setelah terjalin satu visi bersama AMIK Jombang.
Alasan tidak mengkomunikasikan kepada pihak birokasi adalah mencoba menjalin kemandirian berkesenian tanpa ada tendensi. Maupun terkait pesan politis yang mulai marak jelang pemilihan wakil rakyat. Kecenderungan menjadi alat politis bisa terjadi dan berimbas kepada para seniman dan pegiat seni. Seperti pada pengalaman yang sudah-sudah.
"Kita mesti belajar mandiri tanpa pihak birokasi. Pembukaam besok (22/11) cukup pegiat kesenian yang membuka dan bukan kalangan pejabat teras," ujar Jabbar usai rapat koordinasi akhir.
Hal itu mendapat dukungan penuh oleh pengisi acara. Contohnya Luhur, pegiat fotografi kesenian ini mendukung gagasan tersebut. Harapannya Kenduri Karya mampu berlanjut setiap tahunnya.
Luhur menegaskan, "Persiapan harus dimatangkan. Saya yakin bertahap akan besar dan menjadi ajang silahturahmi guyup kesenian." (lar)
Posting Komentar