08.08
Wirausahawan Busana Pengantin
Yusuf menunjukan cara menjahit gaun pengantin. (rahmat/bejo.net) |
beritajombang.net, PETERONGAN - "Pengalaman adalah sekolah unggulan; tapi biayanya mahal." Ungkapan Heinrich Heine itu layaknya sudah mewakili perjalanan hidup Muhammad Yusuf Muzaqi. Entrepreneur atau wirausahawan muda asli Jombang ini sudah berhasil mengembangkan usaha di bidang faishon atau mode. Ia mampu menembus pasar di luar Jawa Timur.
Yusuf, panggilan akrabnya, menceritakan awal usahanya bukanlah sebuah perjalananan mudah. Ia harus datang dan pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk menawarkan kreasinya. Sebuah penolakan dengan nada kasar pun baginya sudah seperti makanan keseharian. Masih banyak yang beranggapan kalau berjualan busana tidaklah harus datang dari rumah ke rumah. Melainkan harus memiliki sebuah gerai atau butik sendiri, terlebih yang ditawarkan termasuk busana pesta.
“Masih saya ingat ketika ada yang mengatakan cara saya menjajakan busana hasil kreasi sendiri ini ibarat berjualan kacang goreng,” ungkap Muhammad Yusuf Muzaqi, di beranda rumahnya sekaligus menjadi tempat usaha.
Menyelesaikan pesanan gaun pengantin. (rahmat/bejo.net) |
Pengalaman menjadikan Muhammad Yusuf Musaqi semakin tertantang menggeluti usahanya. Padahal sebelum memfokuskan diri di dunia mode, segala macam usaha telah ia rintis saat menjadi mahasiswa. Dari berjualan buah, kripik buah, yogurt, hingga berternak kambing. Meskipun semua tidak berjalan mulus seperti harapan dan terpaan kerugian membuatnya semakin yakin berwirausaha.
Bergelut di dunia busana bagi lelaki bertubuh tinggi besar ini bukanlah sesuatu yang asing. Ibunya adalah penjahit rumahan sehingga sedikit banyak mengenalkannya pada usaha yang segmen konsumennya adalah kaum perempuan. Setelah menyudahi pendidikannya sebagai Sarjana Perternakan di Kota Apel, Malang. Ia memutuskan kembali ke Jombang dan berusaha memopulerkan usahanya tersebut. Mulai membangun jaringan dan membentuk website penunjang seluruh hasil kreatifitasnya.
Buah Manis
Kerja kerasnya pun mulai menuai hasil manis. Kini pesanan laiknya anak sungai yang terus mengalir. Setiap bulan, ia mampu menjual lima belas busana pengantin hasil kreasinya, baik secara online atau datang langsung di tempat usahanya di Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan. Omsetnya sudah mencai Rp 30 juta per bulan. Kini ia mampu memperkerjakan 40 orang untuk menjalankan usahanya.
“Kalau finishing harus saya sendiri karena kalau diselesaikan pegawai saya, takut hasilnya akan beda,” ujar Muhammad Yusuf Muzaqi.
Keungulan busana pengantin buatan Muhammad Yusuf Muzaqi adalah selalu mengikuti trend model busana pengantin. Ia pun mengakui jika selalu update model terbaru baik dari majalah fashion atau internet. Selain itu, tatanan manik-manik yang memenuhi seluruh rangkaian busana pengantin didesain begitu menarik dan rapi. Bahkan banyak yang mengakui kalau selama ini busana pengantinya cukup tahan lama.
Segi pelayanan pun menjadi perhatiannya. Menurutnya pembeli seperti apapun permintaannya harus dilayani secara baik. Termasuk memberikan jaminan jika terdapat kerusakan dan ketidaksesuaian seperti yang diharapkan maka bisa dikembalikan tanpa menganti atau menambah ongkos membuat. Oleh karena itu, tidak mengherankan pelanggan yang banyak mengenal dari mulut ke mulut banyak yang memesan kepada Yusuf Muzaqi.
“Banyak diantara pemesan langsung memesan untuk pernikahanya lantaran telah tahu lebih dulu dari teman yang memesan sebelumnya,” tandas Yusuf Muzaqi.
Ia pun akan terus mengembangkan usahanya ini. (rahmat/bejo.net)
20.43
Apes, Seorang Pelajar Diciduk Satpol PP Saat asyik Selfi Bareng Anak Punk
Nasib apes menimpa IN (19) seorang siswi disalah satu Sekolah Menengah Atas Kabupaten Jombang ini, bagaimana tidak IN di ciduk Satuan Polisi Pamong Praja saat sedang berselfieria ditengah para anak punk yang sedang berkumpu di sebuah pertokoan.
IN mengaku dirinya tidak mengetahui adanya razia yang digelar oleh POLPP tersebut, ketika razia berlangsung dirinya tengah asyik berselfie bersam dua temannya di dekat berkumpulnya anak punk di ruko kawasan Mojongapit.
“Saat sedang asyik berfoto-foto tiba-tiba tangan saya dipegang oleh bapak-bapak satpol dan dibawa ke kantor polpp. Saya hanya ingin foto-foto saja,” ungkapnya.
Saat dimintai keterangan, IN menuturkan bahwa dirinya adalah pelajar kelas XII disalah satu sekolah yang ada di Kabupaten Jombang. Alih-alih sudah selesa ujian dirinya hari ini tidak masuk sekolah, “tinggal nunggu pengumuman,” ucapnya.
Kasi Operasi dan Pengendalian Satpol PP M.Roni Afriandi menyampaikan, pihaknya akan memastikan apakah yang bersangkutan anak punk atau bukan. Pihaknya akan mengkonfirmasikan kepada pihak aparatur desa dan keluarga IN terkait hal ini.
"Kita akan kroscek kebenarannya, apakah anak tersebut punk atau bukan, kita juga tengah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memastikan," jelasnya. (hur)
18.47
Inilah Rekayasa Arus Lalu-lintas Perayaan Kenduren Wonosalam
Beritajombang.net, Jombang - Kenduren durian Wonosalam kembali di gelar, agenda tahunan yang akan dilaksananakan pada minggu (27/3) besuk, diperkirakan akan dihadiri puluhan ribu pengunjung baik dari dalam maupun luar Kabupaten Jombang. Untuk itu beberapa alternatif jalur disiapkan guna kenyamanan pengunjung.
Kasatlantas Polres Jombang, AKP Mellysa Amalia mengatakan pihaknya menyiapkan jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan saat pelaksaan. mengacu kepada tahun – tahun sebelumya yang menyebabkan macet dua arah.
“terdapat 12 kantong parkir yang kita siapkan untuk mengatasi membludaknya pengunjung yang akan menuju kewonosalam,” ujarnya kepada beritajombang.net sabtu (26/3/2016)
Melisa menambahkan, pengunjung yang datang kekenduren durian wonosalam hendaknya berhati-hati mengingat medan menuju lokasi merupakan jalan berliku dan sempit.
Berikut jalur yang disiapkan untuk pengunjung keduren duren 2016 : dari Tulungangung, Blitar, Kediri, Pare hendaknya melewati jalur Kandangan dengan rute Kabupaten Kandangan, Desa Putuk, Desa Galengdowo, Desa Jarak- wonosalam, Dari arah Malang lewati rute pujon-ngantang-kasembon- mlancu-sidorejo-galengdowo- jarak-wonosalam. Dari Tuban,Ploso,Nganjuk bisa melewati jalur Mojoagung-Wonosalam (ikuti rambu. Dari kabupaten Nganjuk,madiun dan sekitarnya bisa lewat jalur perak-gudo-blimbing-bareng wonosalam dan Dari Gresik,Surabaya,Sidoarjo,Krian bisa lewati jalur Mojokerto- Wonosalam.(lw2)
Label:
duren,
durian,
kenduren wonosalam 2016,
peristiwa,
wonosalam
14.19
Beredar Meme Dua Wartawan Senior Calon Bupati Jalur Independen Pilbub 2016
Salah satu "meme" Umar - Yusuf yang tersebar di medi sosial (foto : facebook) |
Pesta demokrasi pemilihan Bupati Jombang baru berlangsung pada 2018 mendatang, namun netizen yang ada diKabupaten Jombang dihebohkan dengan Munculnya “meme” Dua Wartawan senior di media sosial untuk maju lewat jalur independen dalam bursa pilbub Jombang.
Dua wartawan senior yang dijadikan meme tersebut adalah Umar sanusi senior wartawan televisi dan Yusuf Wibisono yang merupakan jurnalis media online lokal jawa Timur.
Umar sanusi mengatakan, munculnya meme tersebut merupakan inisiatif dari beberapa kawan-kawannya yang ingin menyemarakan pilbub jombang 2018 mendatang.
“Awalnya mereka iseng, eh ga taunya menjadi viral di dunia maya. Dan sekaranga saya kewalahan untuk membalas BBM dan telpon yang terus berdering untuk memastikam kebenaran hal itu,” ujar umar sanusi saat dikonfirmasi metrotvnews.com. Kamis (17/3/2016).
Umar menambahkan terkait kepastian untuk maju dalam bursa pilgub mendatang, dirinya enggan berkomentar banyak. “Biarkan waktu yang memjawab untuk kepastian mencalonkan atau tidak,”imbuhnya.
Pilbub Jombang sendiri baru akan digelar pada 2018 mendatang. Hingga saat ini belum ada calon yang mendeklarasikam diri untik maju dalam bursa pilbub kota santri tersebut.
20.11
Menkopolhukam Minta Kiai NU Bantu Tangkal Radikalisme dan Awasi Dana Desa
Majlis Pengasuh BU, Intelkam Polri, MENKO POLHUKAM,Wagub Jatim dan Ketum Yayasan BU foto: rony suhartomo/Berita jombang
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan bersilaturahmi dengan para kiai di Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Rabu (16/3/2016). Pada kesempatan itu, Luhut meminta bantuan para Kiai NU untuk ikut menangkal radikalisme sekaligus mengawasi penggunaan dana desa.
Di hadapan para kiai pengasuh Ponpes Bahrul Ulum, Luhut mentakan bahwa NU sebagai ormas terbesar di Indonesia mempunyai peran besar untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dia berharap, para kiai NU membantu pemerintah untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tak terpengaruh faham radikal.
"Saya berharap NU memberi pencerahan, lebih penting lagi NU bersama-sama menangkal radikalisasi di Indonesia. Mereka (teroris) mencoba masuk ke semua lini. Oleh sebab itu peran kiai sangat penting," kata Luhut.
Pada kesempatan itu, Luhut juga menyinggung soal penyaluran dana desa yang setiap tahun akan ditingkatkan jumlahnya. Tahun ini, pemerintah pusat akan mengucurkan Rp 47 triliun untuk 74.752 desa se Indonesia. Sementara tahun depan, anggaran untuk dana desa akan ditingkatkan hingga Rp 84 triliun.
Lagi-lagi dia meminta bantuan para kiai untuk mengawasi penyaluran dan penggunaan dana tersebut di tingkat desa.
"Bapak kiai kami mohon mengawasi dana desa. Tujuannya memberikan aktivitas perekonomian di desa. Misalnya pengairan sawah, perbaikan infrastruktur desa, irigasi. Semacam itu, peran bapak-ibu sangat penting," ujarnya.
Kunjungan kerja Luhut ke Jombang didampingi Wakil Gubenur Jatim, Saifullah Yusuf dan Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko. Setelah ke Ponpes Bahrul Ulum, Luhut akan berziarah ke makam Gus Dur di Ponpes Tebu Ireng.
11.16
Garong Satroni Rumah Pengrajin Emas, Gondol Emas Batangan Senilai 2 Milyar
Petugas melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) Foto : Rony Suhartomo |
Aksi pencurian rumah kosong kembali terjadi di Jombang. Yang menjadi sasaran kali ini rumah milik Suwarno (59) pengrajin emas berlamatkan di Jalan Kapten Tendean 129 Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang. Tidak tanggung-tanggung, maling berhasil menggasak 5 Kilogram emas batangan serta uang tunai Rp 100 juta.
Suwarno menuturkan, peristiwa pencurian yang dialaminya baru diketahui Senin (14/3) sekitar pukul 18.30 WIB. Pasalnya bapak tiga ini sebelumnya bepergian ke Kota Malang sejak Sabtu (12/3), untuk menjenguk anaknya yang sedang kuliah.
"Rumah saya kosong. Dua anak saya bekerja di Surabaya. Nah saya dan istri sejak Sabtu pergi ke Malang untuk menjenguk anak ketiga kami yang kuliah di sana (Malang). Ketika pulang Senin petang, pintu terkunci namun saat saya buka dengan kunci aslinya tidak bisa," ujar Suwarno.
Kondisi ini membuat Suwarno curiga. Selanjutnya Suwarno keliling rumah dan mengecek situasi dari pintu garasi. Dari sini Suwarno melihat kondisi pintu dalam rumah terbuka semua. Sadar ada yang janggal, Suwarno bergegas mengecek kamarnya. Saat itulah Suwarno melihat brankas di kamarnya yang digunakan menyimpan emas dan uang tunai sudah dalam kondisi rusak.
"Ternyata emas batangan 5 kilogram dengan taksiran nilai Rp 2,5 miliar dan uang tunai Rp 100 juta hilang. Padahal brankas sudah saya kunci dengan kode kombinasi. Tapi tetap dirusak dengan cara dicongkel oleh pelaku," tambah Suwarno.
Selanjutnya korban bergegas menuju ke Polsek Jombang. Tidak lama kemudian polisi datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dalam olah TKP polisi menemukan beberapa alat bukti yang diduga kuat milik para pelaku. "Anggota menemukan sabit, obeng. Selain itu juga mencari linggis yang digunakan untuk mencongkel teralis jendela. Ada sidik jari yang tertinggal juga," ungkap Kepala Polisian Sektor Jombang, AKP Yudiono, dilokasi kejadian.
Menurut Yudiono, aksi pencurian diperkirakan dilakukan lebih dari satu orang pelaku. Minimalnya ada dua pelaku. "Terlihat aksinya betul-betul rapi yang terlihat dari adanya tangga yang digunakan untuk memanjat tembok pagar rumah," pungkas Yudiono.(lw2)