Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » , » Demi Profesi, Tanggalkan Keluarga Saat Lebaran

Demi Profesi, Tanggalkan Keluarga Saat Lebaran

Posted by Hallo Jombang on Rabu, 07 Agustus 2013

Foto : Munthis Stanislavski/bejo.NET
Jombang, beritajombang.NET - Gema takbir berkumandang dari surau-surau dan dilengkapi bunyi petasan yang memercikan keindahan sinarnya. Namun kebahagiaan di hari kemenangan Idul Fitri 1434 Hijriyah tidak dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat di Kabupaten Jombang. Contohnya adalah penjaga pintu perlintasan kereta api. Mereka harus berjaga 24 jam penuh untuk mengamankan jalannya kereta api.

Muhammad Selamet, 37 Tahun. Penjaga pintu perlintasan kerera api di PJL 72 Desa Pandanwangi Jombang. Harus lebih menahan kerinduan akan keceriaan bersama dengan keluarga di hari yang fitri. Hal itu disebabkan dirinya harus tetap menjalankan tugasnya sebagai penjaga pintu perlintasan kereta api. Walaupun semua sedang bergembira menyambut kemenangan setelah sebulan berpuasa. Selamet tetap teguh terhadap tanggungjawabnya.

Sudah tiga bulan terakhir Selamet menjaga pintu perlintasan kereta api di PJL 72 Desa Pandanwangi Jombang. Sebelumnya Selamet hanya bertugas dalam perbaikan rel perlintasan kereta api. Namun Ia harus berpindah tugas dan selalu siap siaga saat jam tugasnya berlangsung.

"Sehari jam kerjanya sekitar 8 jam. Tidak boleh mengantuk dan harus waspada." ungkap ayah satu anak ini.

Tugasnya yang penuh resiko pun harus dijalankan dengan segsama. Jangan sampai lengah atau ketiduran karena bisa menimbukan korban. Selamet sendiri sudah menikmati pekerjaan ini. Sampai-sampai jika kantung mulai berkunjung Ia tidak segan menghilangkannya dengan berjalan di atas rel kereta api. Sayangnya kadang ada ganjalan yang memperkeruh pekerjaannya. Seperti jika terjadi kemacetan dan pengendara yang memaksa menerobos di pintu perlintasan kereta api. Padahal sudah ada bunyi peringatan kereta api akan datang dan palang penutup pintu perlintasan kereta api mulai turun.

Hari Raya Idul Fitri pun Ia tetap bekerja dan bebannya semakin besar. Volume kereta api yang melintas bisa bertambah dan jamnya pun tidak bisa ditentukan seperti hari biasanya. Ia hanya memperhatikan rambu peringatan atau sirine sebelum kereta datang. Biasanya 2-5 menit sebelum kereta datang sirine yang tepat berada di sebelah tempatnya berjaga akan berbunyi.

Ditemui di ruang jaganya yang berukuran 3x6 meter, Selamet mengakui, "Sebenarnya saya juga ingin seperti orang-orang. Bisa berkumpul dengan keluarga dan jalan-jalan bersama." (lar)

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Hallo Jombang. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger